Kampanye Cerdik Caleg Lewat Jejaring Sosial



 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs8mr2pIyNGxQaIZWBMeEy8Kkfpjx8Nzt3tVZDTp6nEOwc7XQ1J5tAtmfxy4VgKrnLgQyJiLf9Z3G_w-YW8lZf3mRA9xlRMumzjl1hT72HQvtOAf92r0o5Im7Q7dI6K2Lfbsf-WQx-bPw/s1600/dont+stop+komandan.jpg
Pesta demokrasi semakin dekat. Jika dihitung berdasarkan jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU), bisa dikata bahwa caleg hanya memiliki waktu kurang lebih empat bulan melakukan sosialisasi.  Jika caleg hanya berdiam diri tanpa kelakukan gerakan bisa dipastikan mereka akan tersingkir. Meski demikian jika empat bulan dimanfaatkan caleg melakukan sosialisasi, kumumgkinan masih terlambat. Namun jika memanfaatkan media sebagai alat sosialisasi secara efektif, saya kira caleg akan meraih simpatik dari masyarakat.
Jika saya tidak salah bahwa ada keterbatasan caleg mengsosialisasikan diri lewat media massa seiring terbitnya PKPU No 15 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam aturan tersebut caleg diperbolehkan sosialisasi iklan hanya saat masa kampanye, kurang lebih 3 bulan menjelang pemilihan legislatif. Namun aturan tersebut masih memberi celah yakni tidak adanya larangan khusus di media sosial. Seperti facebook, twitter ataukah blog. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan  bahwa peluang meraih suara lewat media sosial terbuka lebar.
Memanfaatkan Media Online
Seperti kita ketahui bahwa media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi melalu blog, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Saya kira media harus dimanfaatkan caleg mengefektifkan sosialisasi kepada masyarakat. Sebab,  saat ini teknologi internet dan mobile phone makin maju, maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat, kondisi ini mesti dimanfaatkan caleg yang ingin bertarung duduk di parlemen.
Peluang ini terbuka lebar mengingat mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone.
Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menjadi alternatif menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Menurut saya bahwa media sosial mempunyai keunggulan. Diantaranya, pesan yang disampaikan  tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa keberbagai banyak orang. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya.
Kemajuan teknologi di era globalisasi akan membawa perubahan besar, terlebih munculnya jejaring sosial, seperti facebook dan twitter, sehingga masyarakat pun memanfaatkan kepentingannya, antara lain untuk strategi kampanye politik utamanya caleg.  Hal ini tentunya harus diketahui caleg ingin bersaing menuju kursi terhormat.
Alasan tersebut sangat mendasar karena dari segi jangkauan lebih efektif yang mampu menyapa setiap pengguna dan berbiaya jauh lebih murah dibanding dengan media konvensional. Sehingga para praktisi politik dan kandidat parlemen (legislatif) banyak memanfaatkan kesempatan ini.
Hanya caleg yang mampu memanfaatkan kesempatan bisa dipastikan lolos. Jika saya mengamati bahwa pesta demokrasi mendatang dipastikan sangat ketat.
Mungkin  sosial media dapat diberdayakan menjadi salah satu faktor penentu kemenangan para Caleg ini.
Namun demikian efektivitas pemanfaatan media sosial buat Caleg ditentukan oleh pemahaman sang Caleg terhadap apa yang dinamakan dengan dunia online. Banyak pertanyaan dan respon spontan yang muncul dari kalangan anak-anak muda komunitas di dunia maya ini. Mayoritas pemakai dunia maya adalah anak-anak muda. Spontanitas dalam berkomunikasi sering tidak terduga-duga. Mereka begitu bebas mengekspresikan tentang apa saja, untuk siapa saja karena pola interaksi yang bersifat impersonal. Siapa yang benar-benar kenal dengan identitas orang-orang di dunia maya itu? Karena identitas sering dianggap tidak penting bagi komunitas dunia maya. Akan tetapi, justru data impersonal tersebut membuat keberanian masyarakat Indonesia dalam mengkritik seakan-akan tergandakan.
Kemenangan Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat dalam dua periode karena dibantu dengan jejaring sosial seperti twitter, blog, dan facebook. Terpilihnya Obama sebagai Presiden AS tidak lepas dari upaya tim suksesnya yang menggunakan strategi berkampanye melalui internet. Selain untuk menggalang dukungan suara teryata kampanye online yang dilakukan oleh tim sukses Obama adalah untuk mendulang dana dari masyarakat. Terbukti kampanye melalui internet dan jejaring sosial sangat efektif dan berpengaruh luas.
Di Indonesia hal tersebut sudah digunakan tetapi sebagai pelengkap. Hal ini terjadi karena melihat jumlah pengguna internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia per akhir tahun 2012 mencapai 61,08 juta orang.Angka tersebut naik sekitar 10 persen ketimbang tahun 2011, sedangkan di Amerika pengguna internetnya mencapai 245 juta, menempati posisi kedua setelah China. Tetapi Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan pengguna internet yang subur. Ke depannya caleg  harus berfikir untuk menggunakan media internet dan jejaring sosial sebagai salah satu strategi kampanye yang efektif. Selain efektif, media internet ini juga dapat menghemat biaya kampanye.
Sisi Lain Kampanye Online
Menguasai komunikasi publik adalah salah satu kunci untuk memenangkan kompetisi di dunia politik, dan saat ini salah satu chanel yang efektif adalah media sosial.Gerakan atau kegiatan politik dengan memanfaatkan sosial media juga kini banyak digunakan oleh para politisi di Indonesia, seperti pada saat pilkada di Jakarta beberapa waktu lalu yang akhirnya dimenangkan oleh Jokowi dan Ahok. Kemenangan tersebut juga ditunjang dengan handalnya kampanye di sosial media.Kini, para politisi mulai melek untuk memanfaatkan media sosial apalagi menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden pada 2014.
Bukan hanya itu, kemenangan Jokowi-Ahok tak terlepas dari manajemen timnya berhasil memanfaatkan media sosial sebagai alat memperkenalkan diri di media sosial. Hampir setiap menit bahkan detik ada berita terkait program kerja yang dilakukan. Masyarakat juga sangat meersponnya. Sebab, melalui media sosial seperti facebook, twitter, serta blog, pemiih tidak membutuhkan dana membeli informasi. Cukup hanya di rumah atau di tempat kerja membuka internet, program kerja bisa diketahui.
Keberhasil media sosial tidak hanya terjadi di Amerika dan Jakarta. Di Sulawesi Selatan (Sulsel) juga demikian. Pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'man (Sayang) juga menjadikan media sosial sebagai alternatif kampanye. Tim mereka telah bekerja secara maksimal menyampaikan informasi kepada pemilih. Walhasil pasangan yang diusung Partai Golkar-PAN ini berhasil mengungguli lawannya yakni Ilham Arief Siajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar yang diusung Partai Demokrat dan  Rudiyanto Asapa-Andi Nawir diusung Gerindra.
Meski demikian media sosial memiliki kelemahan yang harus diperhatikan setiap caleg yang ingin bertarung.
Pertama, media sosial terkadang tidak memperhatikan lokasi. Misalnya, facebook mengupload ke seluruh teman. Tidak semua teman berhak memilihnya. Olehnya itu, saya mengusulkan agar memperhatikan kelas atau lokasi yang ingin diberikan informasi. Makanya, seorang caleg terlebih dahulu melakukan deferensiasi lokasi teman dalam facebook begitupula twitter.
Kedua, caleg atau tim sukses harus juga memperhatikan umur calon pemilih. Misalnya, kalangan anak mudah harus diberikan materi sesuai apa yang dibutuhkan. Begitu pula orang tua cocoknya materi apa disukai. Insya Allah jika itu dilaksanakan, saya optimis caleg bisa duduk di parlemen tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Mudah-mudahan sukses.

1 komentar:

  1. Manteep sob artikelnya :)
    http://apotekherbalkita.com/cara-agar-tubuh-langsing-dan-sehat/

    BalasHapus