Kaledeoskop Politik Sulsel 2013, Pilkada Biasa-biasa, KPU yang Luar Biasa



 surat suara pilkada sulsel
Selama 2013 Sulsel disuguhi berbagai macam peristiwa politik menakjubkan. Betapa tidak, dua tokoh sentral dunia politik saling beradu. Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Keduanya tidak ada yang mau kalah. SYL yang disebut petarung sejati lewat Partai Golkar berkuasa di Sulsel, begitupula IAS lewat Partai Demokrat. Namun, dalam perjalanannya selama satu tahun keduanya satu kali menang dan satu kali kalah.
Kemenangan pertama diraih Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) pada Pilgub 22 Januari lalu. Sepuluh bulan kemudian IAS membalasnya pada Pilwalkot September yang mengusung Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA) berhasil mengalahkan Supomo Guntur-Kadir Halid (Suka) diusung Partai Golkar, begitupula adik kandungnya, Irman Yasin Limpo-Busrah Abdullah (Noah).
Bukan hanya itu sepanjang tahun ini selain pertarungan antara guru dan murid, hal yang luar biasa yakni pemilihan regulator. Yakni anggota KPU baik Sulsel maupun Makassar, begitupula tim seleksinya.
Berikut ini kami sengaja mengulasi balik pertempuran kedua gajah ini begitupula seleksi komisioner dan KPUnya.
Pertarungan Pertama
Awal tahun 2013 boleh dikata sebagai puncak perseturuan dari beberapa pertarungan sebelumnya. Tepatnya, 22 Januari 2013 saat Pilgub digelar. Dimana incumbent Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu'mang (Sayang) meraih kemenangan pertama di awal tahun. Pasangan nomor urut dua ini berhasil mengalahkan dua rivalnya, Ilham Arief Sirajuddin-Abd Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).
Seperti janji Komandan bahwa Pilgub ini hanya satu putaran terbukti. Dari hasil rekapitulasi suara Sayang meraih 2.251.407 suara atau 52,42 % dari 4.294.960 suara sah.  Sedangkan pasangan nomor urut 1, IA meraih 1.785.580 suara (41,57 %). Pasangan nomor urut 3, Garuda-Na, meraih 257.973 suara (6,01%).
Dalam catatan Upeks mengungkapkan hasil rekapitulasi manual (real count) KPU Sulsel tak jauh berbeda dengan prosentase hitung cepat (quick count) yang diumumkan lima lembaga survei dan konsultan politik (Lembaga Survei Indonesia, Indobarometer, Celebes Research Center (CRC), Adhyaksa Supporting House, dan Jaringan Survei Indonesia (JSI) 4 jam setelah pencoblosan.
Meski diwarnai aksi protes, namun tidak mempengaruhi perolehan suara. Intinya Sayang menang. Tak puas dengan hasil, kubu Ilham-Aziz menyatakan akan menggugat hasil Pilkada Sulsel ke MK.
Berselang beberapa hari pasca penetapan Sayang, kubu Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakar menggugat hasil ketetapan KPUD Sulsel yang memenangkan Cagub-Cawagub Incumbent, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang dengan raihan suara 2.251.407 atau 52,42 persen.Ilham menganggap hasil pengumpulan bukti-bukti di 24 kabupaten dan kota. IA yakin timnnya menemukan adanya penyimpangan dengan memobilisasi aparat birokrat yang berhasil mempengaruhi hasil perolehan suaranya.
Ilham pun melayangkan surat gugatan ke MK, Senin (4/2). Ketua Demokrat ini menyebutkan upaya gugatan hasil Pilkada merupakan bagian dari tahapan proses Pilkada dan pendidikan politik warga. Namun, pada akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) tetap menolak gugatannya. Dan dinyatakan Sayang memenangkan pertarungan. Patut diapresiasi IA kalah itu. Setelah gugatannya ditolak dengan legowo menerima hasil Pilgub. Berselang beberapa bulan kemudian Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzai mengambil sumpah jabatan Gubernur Sulsel 2013-2018 terpilih,
Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Gubernur Agus ArifinNu'mang Senin, 8 April 2013. Pasca pelantikan baik Syahrul maupun IA memperlihatkan sikap mesra. Bahkan keduanya menganggap Pilgub sudah tidak ada lagi masalah. Ilham pun mengakui kepemimpinan Sayang jilid dua.
Begitupula SYL kembali 'merangkul' IA yang juga dianggapnya kader petarung. Sikap yang diperlihatkan keduanya patut diacungi jempol. Masyarakat Sulsel pun menganggap kedua tokoh tersebut adalah petarung sejati yang mau menerima kekalahan dan kemenangan.
Pertarungan Kedua
Kemesraan itu hanya berjalan satu bulan. Lagi-lagi keduanya dipertemukan dalam rana politik yakni Pemilihan Wali Kota Makassar (Pilwalkot) September.
Seperti pendekar yang tak mau kalah keduanya kembali bertarung diPilwalkot Makassar. Ilham yang tak mau kalah di Makassar masih menjabat Wali Kota Makassar kembali memperlihatkan kemampuannya. Setelah melalui perdebatan dan pertimbangan elektabilitas, Partai Demokrat akhirnya mengusung Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA). Sedangkan, SYL secara institusi yakni Partai Golkar mengusung pasangan Supomo Guntur-Kadir Halid (Suka), namun takbisa dinafikkan bahwa SYL juga memberi dukungan ke adeknya, Irman Yasin Limpo-Busra Abdullah (Noah).
Sikap SYL yang seakan-akan mendua dimanfaatkan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) membalas kekalahan. Partai Demokrat resmi mengusung DIA. Meski pada awalnya banyak kader Demokrat yang menolak, namun pengalaman politik yang dimiliki IA berhasil mempersatukan kader Demokrat mulai dari tingkat RT hingga Makassar Ilham dengan tegas mengusung DIA.
Hasilnya meyakinkan. DIA memenangkan pertarungan. Ilham pun bergembira. Alhasil KPU Makassar,menggelar rapat pleno rekapitulasi hasil suara Pilwalkot Makassar, di Gedung PKK, Rabu (25/9) memutuksan pasangan nomor urut 8, Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA) sebagai pemenang Pilwalkot hanya dengan satu putaran saja denganperolehan suara 182.484 atau sekitar 31,18%.
Meski sempat terjadi insiden walk out dari saksi pasangan nomor urut 2 Supomo Guntur-Kadir Halid (SuKa), dan nomor 9 Irman 'None' Yasin Limpo-Busrah Abdullah (NOAH) namun proses rekapitulasi ini relatif berjalan lancar. Adapun hasil rekapitulasi tingkat kota PilwalkotMakassar yakni 1. Adil Patu-Isradi Zainal: 14.556, 2. Supomo Guntur-Kadir Halid : 84.153, 3. Rusdin Abdullah-Idris Patarai : 23.846, 4. Herman Handoko-Latief Bafadhal : 2.930, 5. Erwin Kallo-Hasbi Ali : 5.489, 6. Tamsil Linrung-Das’ad Latif : 93.868, 7.
Muhyina Muin-Syaiful Saleh : 56.607, 8. Danny Pomanto-Syamsu Rizal : 182.484, 9. Irman Yasin Limpo-Busrah Abdullah : 114.032, 10. Apiaty Amin Syam-Zulkifli Gani Ottoh : 7.326. Dari Jumlah DPT 983.990 dari total pemilih 592.299, suara sah 585.291 dan suara tidak sah 7.008.
Seperti Pilgub lalu. Kubu SYL melayangkan surta gugatan ke MK. Suka dan Noah mengaku banyak kecurangan Pilwalkot. Kedua pasangan ini serta pasangan lainnya menggugat hasil Pleno KPU yang menetapkan pasangan Danny
Pomanto-Syamsu Rizal (DIA) sebagai Walikota-Wakil Walikota Makassar terpilih ke  Mahkamah Konstitusi (MK).
Saat gugatan berlangsung baik Ilham maupun SYL tak henti-hentinya mengeluarkan statemen politik. Keduanya kembali saling sindir. Ilham dengan tegas mengatakan,siapa pun mengganggu Pilwalkot akan berhadapan dengannya. Pernyataan tersebut membuat gerakan politik SYL menggeliat.
Namun apa yang dilakukan SYL hasilnya nihil. Gugatan mereka ditolak mentah-mentah MK yang kalah itu dilanda isu suap mantan MK, Akil Mochtar. Dengan tegas MK memutuskan gugatan yang dilontarkan Noah dan Suka tidak terbukti. Itu berarti DIA dinyatakan pemenang Pilwalkot.
Pasca kemenangan DIA, baik IA maupun SYL kembali memperlihatkan sikap kesatrianya. Keduanya saling mengakui. Setiap kali ada pertemuan kedua tokoh sentral tersebut kembali saling menyangjung dan memperlihatkan bahwa diantara keduanya tidak ada masalah lagi.
Menyoroti KPU
Lagi-lagi tinggalkan Pilkada, mari membangun daerah. Saat Pilkada berjalan damai, muncul permasalahan di  publik yakni Tim Seleksi (Timsel) KPU Sulsel yang diketuai Dr Adi Suryadi Culla. Adi yang juga pengamat politik tak henti-hentinya mendapat sorotan dari publik saat melakukan seleksi anggota KPU. Banyak yang menganggap bahwa Timsel sarat kepentingan Partai Politik.
Sorotan ini ditengarai karena adanya aksi kongkalikong antara panitia dan peserta untuk meloloskan orang-orang tertentu. Pansel yang diumumkan dianggap mengagetkan. Sebab, secara mendadak tanpa terbuka di media massa. Seperti anjing menggongong kapila berlalu. Pepatah itulah diarahkan kepada Timsel. Meski banyak sorotan, namun tim akhirnya menetapkan lima anggota KPU Sulsel.
Yakni Faisal Amir, Mardiana Rusli, Iqbal Latif, Haerul Manan, dan Misnawati. Setelah itu, mereka memutuskan Iqbal Latief sebagai ketua KPU Sulsel. Belum berjalan dua bulan institusi yang dipercaya menjadi regulator penyelenggara pemilu ini lagi-lagi mendapat sorotan tajam dari publik. Betapa tidak, tiga bulan sudah dilantik belum ada kinerja yang diperlihatkan. Iqbal Latief yang dipercaya memimpin jarang masuk kantor, meskipun gaji dan tunjangan mereka tetap berjalan.
Kondisi demikian diakui Sekretaris KPU Sulsel, Annas GS. Putra kelahiran Jeneponto ini tak bosan-bosannya berteriak ke media terkait ketidakhadiran Iqbal Latief.
Meski akhirnya Iqbal Latief kembali aktif setelah mendapat sorotan dari publik.
Di penghujung tahun permasalahan kembali terjadi. Yakni Timsel Komisioner KPU Makassar. Tim yang dipimpin Prof Armin Arsyad ini tak henti-hentinya mendapat sorotan dari publik. Tidak hanya kalangan mahasiswa, akan tetapi akademisi pun meragukan integritas timsel. Sejak awal tim ini disorot publik. Puncaknya seleksi 10 besar.
Hampir tiap hari kritikan datang dari publik. Sebab, dari 10 nama tersebut terdapat calon komisioner yang dianggap bermasalah. Yakni Rahmah Sayyed yang kala itu masih menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Lolosnya Rahma Saiyed, pada 10 besar calon Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar menjadi tanda tanya berbagai kalangan. Pasalnya, Rahmah tidak memiliki integritas yang kuat. Sebab, telah melanggar sumpah jabatan yang diucapkan saat pelantikan sebagai Komisioner KPID Sulsel. Itulah satu salah satu dari sekian banyak tudingan publik. Meski mendapat sorotan akhirnya Timsel meloloskan Rahmah Sayyed sebagai lima besar anggota KPU Makassar.
Puncaknya, dua hari lalu Rahmah dilantik bersama dengan KPUD daerah. Apapun hasilnya sebagai warga negara kita harus terima kerja keras Timsel. Kritikan yang dialamatkan kepada Timsel merupakan suatu proses dalam kehidupan demokrasi. Rakyat berharap anggota KPU baik di tingkat daerah terlebih-lebih Kota Makassar bekerja secara maksimal. Tantangan menunggu di depan. Pemilu rencana digelar
April 2014 mendatang merupakan ujian berat kepada anggota KPU. Mudah-mudahan target 70 persen partisipasi pemilih bisa tercapai. Begitupula riak-riuk pilgub dan pilwalkot. Masyarakat berharap SYL dan IA tetap memperhatikan sikap kesatria dalam bertarung. Saling mengkritisi merupakan hal wajar saat memperebutkan kekuasaan. Akhir kata kritikan dijadikan sebagai cambuk memperbaiki diri. (***)

Strategi Kelola Uang Bagi Entrepreneur Muda



 http://www.ncwd-youth.info/blog/wp-content/uploads/2011/09/ManagingMoney.jpg
Menjadi seorang entrepreneur bukan semata membangun niat mewujudkan impian bisnis. Akan tetapi menurut saya lebih dari itu. Dalam prinsip entreprenur hal yang sangat penting dilakukan yakni mengelola keuangan yang terstruktur dan bijak.
Namun, mengelola keuangan tidak seperti yang kita bayangkan. Tentunya, akan menemui beberapa kesalahan. Seorang pemula seringkali melakukan kesalahan dalam pengelolaan uang sehingga sulit melakukan penyimpanan dana guna investasi jangka panjang. Saya kira entrepreneur tidak ingin impian membangun wirausaha gagal di tengah jalan karena salah kelola keuangan. Berdasarka, analisa saya bahwa setidaknya ada beberapa tips menghindari salah kelola keuangan dalam bagi entrepreneur pemula.
1. Hindari Penghargaan untuk Diri Sendiri
Banyak entrepreneur pemula yang cepat merasa gembira dan bangga ketika bisnis yang dijalaninya menunjukkan kemajuan, umumnya mereka menunjukkannya dengan memberikan reward atau penghargaan terhadap diri sendiri. Sebab, reward tersebut tidak jarang berasal dari dana perusahaan yang dicatat layaknya bonus. Anda harus tegas dalam mengatur pendapatan pribadi dari usaha yang Anda jalankan dan tegas dalam menahan diri untuk tidak mengambil reward selama belum menyentuh titik balik modal. Ketika sudah tercapai pun tetap atur dengan cermat berapa jumlah rupiah yang hendak dikeluarkan sebagai reward agar tidak mengganggu keuangan bisnis Anda.
2. Buatkan Prioritas Usaha
Menjadi seorang pengusaha baru harus memiliki sikap prioritas utama. Prioritas utama seperti halnya ketika berwirausaha tentu improvisasi dalam menyajikan produk atau jasa yang ditawarkan adalah sebuah keharusan. Namun, harus selektif dalam menciptakan varian. Dalam hal ini jangan sampai justru terlalu banyak menghadirkan pilihan tawaran kepada konsumen, namun kurang mendapat sambutan. Hal ini bertujuan agar investasi yang dilakukan berjalan dengan maksimal.
3. Mempekerjakan karyawan yang kompeten
Saya kira menemukan karyawan yang kompeten dan sesuai dengan usaha yang dijalankan memang tidak mudah, namun selalu ada jalan untuk hal tersebut. Hal utama yang harus dikenalkan dan tanamkan pada karyawan adalah tentang detail usaha yang dijalankan, dari pra produksi, produksi, hingga pascaproduksi.
Jangan lupa juga untuk membicarakan dengan terbuka mengenai gaji yang disepakati bersama harus jujur dalam menjelaskan skema keuangan yang dirancang pada mereka. Hal-hal tersebut secara tidak langsung akan menanamkan rasa tanggung jawab pada diri karyawan yang dipekerjakan.
4. Jangan Hanya Asal Investasi
Seorang pengusaha muda harus menanamkan prinsip jangan asal investasi. Seperti diketahui bahwa investasi adalah salah satu instrumen penting dalam mengembangkan sebuah usaha. Hal yang patut diperhatikan ketika berinvestasi adalah prioritas yang dikaitkan dengan bisnis. Penting untuk melihat tingkat mendesak dari investasi yang direncanakan. Jika spekulasi profit yang ditawarkan tidak terlalu jauh dengan yang sedang jalankan saat ini, lebih baik ditunda.
5. Menabung Secara Berkala
Setiap orang pasti ingin mampu menghadapi situasi keuangan yang menguntungkan dalam hidupnya. Karena itu, mereka mengejar penghasilan yang tinggi agar merasa aman dengan kebutuhan hidupnya. Namun, apalah artinya gaji yang tinggi bila Anda tidak mampu menabung. Maka, yang lebih penting adalah bagaimana mampu mengelola keuangan dalam perusahaan. Sebaiknya lebih banyak menabung daripada membelanjakan uang. Boleh dibilang, inilah langkah fundamental menuju keuangan yang sukses.  Prinsip pertama ini dapat dipatuhi, tak peduli meskipun ada biaya-biaya tak terduga yang terjadi, misalnya biaya kesehatan yang tiba-tiba harus dipenuhi. Dalam kasus seperti ini, bisa saja seseorang memang mendahulukan pengeluaran untuk kesehatan daripada menabung.
6. Berupaya Menghargai Komitmen Uang
Ini artinya orang yang dengan segera bisa memenuhi kewajiban finansial akan menyadari bahwa semua upaya mereka itu lebih menguntungkan. Misalnya saja, membeli barang yang sedikit mahal dengan menggunakan kartu kredit, namun membayar lunas sebelum jatuh tempo. Maka, mendapatkan keuntungan dengan memperpanjang masa pembayaran barang tersebut.
7. Miliki Sikap Skeptis.
Dalam mengarungi jalan untuk menuju kesejahteraan, akan menemui berbagai godaan. Hindari godaan ini dengan menerapkan sikap skeptis. Misalnya, menahan godaan untuk berbelanja saat midnite sale (Anda meragukan bahwa harga yang terpampang merupakan harga yang memang sudah didiskon, sehingga layak atau tidak untuk dibeli. Tidak gegabah membuat investasi hanya karena dibujuk seorang teman atau keluarga. Berusaha memahami mengapa seseorang  yang tidak memiliki pengetahuan berani mempertaruhkan uang yang tidak sedikit untuk diinvestasikan. Bukan berarti tidak boleh, hanya saja selalu berpikir dua kali apakah godaan tersebut layak dituruti atau tidak.
8. Pensiun pada usia 50 tahun.
Pensiun dini memang didambakan banyak orang, dan tidak ada patokan khusus pada usia berapa mampu melakukannya. Memang masih perlu mempertimbangkan tahun-tahun yang akan jalani sesudahnya. Jika separuh awal dari hidup dihabiskan untuk mengumpulkan uang, masuk akal jika selama separuh hidup sesudahnya bisa mengandalkan uang yang telah kumpulkan itu. Kebanyakan orang yang sukses memang mengejar kekayaan selama mereka mampu.  Selamat mencoba

Kampanye Cerdik Caleg Lewat Jejaring Sosial



 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs8mr2pIyNGxQaIZWBMeEy8Kkfpjx8Nzt3tVZDTp6nEOwc7XQ1J5tAtmfxy4VgKrnLgQyJiLf9Z3G_w-YW8lZf3mRA9xlRMumzjl1hT72HQvtOAf92r0o5Im7Q7dI6K2Lfbsf-WQx-bPw/s1600/dont+stop+komandan.jpg
Pesta demokrasi semakin dekat. Jika dihitung berdasarkan jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU), bisa dikata bahwa caleg hanya memiliki waktu kurang lebih empat bulan melakukan sosialisasi.  Jika caleg hanya berdiam diri tanpa kelakukan gerakan bisa dipastikan mereka akan tersingkir. Meski demikian jika empat bulan dimanfaatkan caleg melakukan sosialisasi, kumumgkinan masih terlambat. Namun jika memanfaatkan media sebagai alat sosialisasi secara efektif, saya kira caleg akan meraih simpatik dari masyarakat.
Jika saya tidak salah bahwa ada keterbatasan caleg mengsosialisasikan diri lewat media massa seiring terbitnya PKPU No 15 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam aturan tersebut caleg diperbolehkan sosialisasi iklan hanya saat masa kampanye, kurang lebih 3 bulan menjelang pemilihan legislatif. Namun aturan tersebut masih memberi celah yakni tidak adanya larangan khusus di media sosial. Seperti facebook, twitter ataukah blog. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan  bahwa peluang meraih suara lewat media sosial terbuka lebar.
Memanfaatkan Media Online
Seperti kita ketahui bahwa media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi melalu blog, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Saya kira media harus dimanfaatkan caleg mengefektifkan sosialisasi kepada masyarakat. Sebab,  saat ini teknologi internet dan mobile phone makin maju, maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat, kondisi ini mesti dimanfaatkan caleg yang ingin bertarung duduk di parlemen.
Peluang ini terbuka lebar mengingat mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone.
Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menjadi alternatif menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Menurut saya bahwa media sosial mempunyai keunggulan. Diantaranya, pesan yang disampaikan  tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa keberbagai banyak orang. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya.
Kemajuan teknologi di era globalisasi akan membawa perubahan besar, terlebih munculnya jejaring sosial, seperti facebook dan twitter, sehingga masyarakat pun memanfaatkan kepentingannya, antara lain untuk strategi kampanye politik utamanya caleg.  Hal ini tentunya harus diketahui caleg ingin bersaing menuju kursi terhormat.
Alasan tersebut sangat mendasar karena dari segi jangkauan lebih efektif yang mampu menyapa setiap pengguna dan berbiaya jauh lebih murah dibanding dengan media konvensional. Sehingga para praktisi politik dan kandidat parlemen (legislatif) banyak memanfaatkan kesempatan ini.
Hanya caleg yang mampu memanfaatkan kesempatan bisa dipastikan lolos. Jika saya mengamati bahwa pesta demokrasi mendatang dipastikan sangat ketat.
Mungkin  sosial media dapat diberdayakan menjadi salah satu faktor penentu kemenangan para Caleg ini.
Namun demikian efektivitas pemanfaatan media sosial buat Caleg ditentukan oleh pemahaman sang Caleg terhadap apa yang dinamakan dengan dunia online. Banyak pertanyaan dan respon spontan yang muncul dari kalangan anak-anak muda komunitas di dunia maya ini. Mayoritas pemakai dunia maya adalah anak-anak muda. Spontanitas dalam berkomunikasi sering tidak terduga-duga. Mereka begitu bebas mengekspresikan tentang apa saja, untuk siapa saja karena pola interaksi yang bersifat impersonal. Siapa yang benar-benar kenal dengan identitas orang-orang di dunia maya itu? Karena identitas sering dianggap tidak penting bagi komunitas dunia maya. Akan tetapi, justru data impersonal tersebut membuat keberanian masyarakat Indonesia dalam mengkritik seakan-akan tergandakan.
Kemenangan Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat dalam dua periode karena dibantu dengan jejaring sosial seperti twitter, blog, dan facebook. Terpilihnya Obama sebagai Presiden AS tidak lepas dari upaya tim suksesnya yang menggunakan strategi berkampanye melalui internet. Selain untuk menggalang dukungan suara teryata kampanye online yang dilakukan oleh tim sukses Obama adalah untuk mendulang dana dari masyarakat. Terbukti kampanye melalui internet dan jejaring sosial sangat efektif dan berpengaruh luas.
Di Indonesia hal tersebut sudah digunakan tetapi sebagai pelengkap. Hal ini terjadi karena melihat jumlah pengguna internet. Jumlah pengguna internet di Indonesia per akhir tahun 2012 mencapai 61,08 juta orang.Angka tersebut naik sekitar 10 persen ketimbang tahun 2011, sedangkan di Amerika pengguna internetnya mencapai 245 juta, menempati posisi kedua setelah China. Tetapi Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan pengguna internet yang subur. Ke depannya caleg  harus berfikir untuk menggunakan media internet dan jejaring sosial sebagai salah satu strategi kampanye yang efektif. Selain efektif, media internet ini juga dapat menghemat biaya kampanye.
Sisi Lain Kampanye Online
Menguasai komunikasi publik adalah salah satu kunci untuk memenangkan kompetisi di dunia politik, dan saat ini salah satu chanel yang efektif adalah media sosial.Gerakan atau kegiatan politik dengan memanfaatkan sosial media juga kini banyak digunakan oleh para politisi di Indonesia, seperti pada saat pilkada di Jakarta beberapa waktu lalu yang akhirnya dimenangkan oleh Jokowi dan Ahok. Kemenangan tersebut juga ditunjang dengan handalnya kampanye di sosial media.Kini, para politisi mulai melek untuk memanfaatkan media sosial apalagi menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden pada 2014.
Bukan hanya itu, kemenangan Jokowi-Ahok tak terlepas dari manajemen timnya berhasil memanfaatkan media sosial sebagai alat memperkenalkan diri di media sosial. Hampir setiap menit bahkan detik ada berita terkait program kerja yang dilakukan. Masyarakat juga sangat meersponnya. Sebab, melalui media sosial seperti facebook, twitter, serta blog, pemiih tidak membutuhkan dana membeli informasi. Cukup hanya di rumah atau di tempat kerja membuka internet, program kerja bisa diketahui.
Keberhasil media sosial tidak hanya terjadi di Amerika dan Jakarta. Di Sulawesi Selatan (Sulsel) juga demikian. Pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'man (Sayang) juga menjadikan media sosial sebagai alternatif kampanye. Tim mereka telah bekerja secara maksimal menyampaikan informasi kepada pemilih. Walhasil pasangan yang diusung Partai Golkar-PAN ini berhasil mengungguli lawannya yakni Ilham Arief Siajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar yang diusung Partai Demokrat dan  Rudiyanto Asapa-Andi Nawir diusung Gerindra.
Meski demikian media sosial memiliki kelemahan yang harus diperhatikan setiap caleg yang ingin bertarung.
Pertama, media sosial terkadang tidak memperhatikan lokasi. Misalnya, facebook mengupload ke seluruh teman. Tidak semua teman berhak memilihnya. Olehnya itu, saya mengusulkan agar memperhatikan kelas atau lokasi yang ingin diberikan informasi. Makanya, seorang caleg terlebih dahulu melakukan deferensiasi lokasi teman dalam facebook begitupula twitter.
Kedua, caleg atau tim sukses harus juga memperhatikan umur calon pemilih. Misalnya, kalangan anak mudah harus diberikan materi sesuai apa yang dibutuhkan. Begitu pula orang tua cocoknya materi apa disukai. Insya Allah jika itu dilaksanakan, saya optimis caleg bisa duduk di parlemen tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Mudah-mudahan sukses.

Soekarno: ARB VS Jokowi?



 
Seperti diketahui dunia periklanan di media televisi memang sangat menarik, apalagi jika mengincar presiden. Iklan pada hakikatnya adalah sebuah karya kreatif, yang mengusung sejumlah pendekatan-pendekatan dan teori psikologi. Jika tepat sasaran, citra produk yang diiklankan akan tertanam cukup lama di benak konsumen.Namun jika pendekatannya gagal, iklan akan diacuhkan dan dianggap angin lalu. 
Itu sebabnya iklan politik di media massa topik bahasan menarik dan juga menuai kritikan. Selain dinilai tidak memiliki dampak positif bagi rakyat dalam menentukan pilihannya, juga bukan memberikan gagasan dalam bentuk-bentuk platform atau program. Kecuali tidak lebih daripada sebatas  pencitraan dari sang capres. Kebanyakan pasangan capres  dan pada tayangan iklan televisi masih bertumpu pada ikhwal pengenalan diri. Belum banyak yang menyinggung visi, misi dan programnya.
Padahal idealnya, penayangan iklan politik di televisi memuat pendidikan politik. Dimana pemirsa tidak semata-mata disodori tayangan yang melebih-lebihkan figur para calon presiden dan calon wakil presiden atau ikon-ikon yang tidak terkait dengan pencerdasan rakyat. Seperti diketahui bahwa  durasi tayang untuk iklan televisi bagi para capres bertambah, dari 30 detik menjadi 90 detik, dimaksudkan untuk memberi ruang yang lebih luas bagi capres  guna membeberkan visi, misi dan programnya. Namun ternyata itu belum dilakukan oleh semua pasangan calon
Seharusnya, menurut hemat saya, capres  lebih mengoptimalkan durasi tayang iklan dengan menampilkan materi-materi yang lebih substansial, sehingga kampanye yang ditampilkan akan lebih berkualitas. Lebih mendidik dan lebih memberi pencerahan. Sosialisasi memang tidak terlepas dari kepentingan pokoknya, yakni  mendapatkan dukungan suara yang sebesar-besarnya.  Ada segmen masyarakat yang baru dapat mengerti kalau menerima informasi yang sederhana, sementara pada segmen lain baru menjadi jelas setelah memperoleh uraian yang lebih rinci. Iklan  merupakan upaya untuk mempengaruhi rakyat agar berkeinginan menentukan pilihan sesuai dengan yang dikampanyekan.
Sebagai upaya mempengaruhi, tentu saja isinya tentang  janji sesuatu yang baik yang akan diwujudkan sebagai imbalan atas pilihannya. Makin indah isi sosialisasi makin besar pula kemungkinan untuk meraup dukungan rakyat. Masyarakat yang berada dalam garis kemiskinan relatif mudah terjebak pada jargon-jargon populis dari pesan kampanye yang kini mulai merambah melalui media televisi.
Bagaimanapun, pengaruh iklan capres  di televisi kekuatannya luar biasa karena disampaikan terus-menerus. Sebagaimana iklan umumnya, iklan politik bertujuan  menciptakan citra serba positif tentang apa yang akan dipasarkan kepada konsumen. Bahwa  mereka layak dipilih menjadi presiden karena mampu membawa negara dan bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Melalui iklan politik yang kreatif di televisi, kandidat capres sebenarnya masih memiliki peluang untuk meningkatkan dukungan, lebih memilih menggunakan iklan televisi untuk menbangun kualitas artisifisial dan dibuat-buat, irasional. Kadang jauh dari kenyataan capres . Umumnya tidak membangkitkan naluri-naluri bawah sadar pemirsa, namun hanya sensualitas  dan mengumbar solusi-solusi instan seperti lazimnya iklan produk komersial.
Menilai Pesan Iklan ARB
Lantas bagaiman iklan Aburizal Bakrie (ARB) yang mengiklankan Soekarno yang juga ayahanda Megawati Seokarno Putri sekaligus pendiri PDIP. Mantan ketua Kadin pusat mempromosikan diri lewat iklan di dua televisi nasional yakni AnTV dan TV One.
Pengusaha sukses ini mempromosikan diri dengan memakai nama presiden, yakni presiden pertama, Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid. Namun, hal menarik yang perlu dikaji dari iklan Aburizal Bakrie yakni adanya nama Soekarno.
Apakah strategi ARB memakai nama Soekarno sudah tepat, mengingat Soekarno adalah tokoh kharismatik di PDIP. Jangan-jangan iklan yang memajang Soekarno hanya mengutungkan PDIP dalam hal ini Megawati yang juga pewaris dari ayahandanya. Padahal, kita ketahui sekarang ini PDIP mengisyaratkan Jokowi sebagai usungan pada Pilpres mendatang.
Sayangnya menurut saya iklan ARB memuat Soekarno belum mampu mendongkrak popularisnya, justru sebaliknya lawannya Jokowi semakin meroket. Hal ini terlihat dari beberapa survei menempatkan posisi ARB masih berada di bawah Jokowi, Jusuf Kalla (JK), Prabowo, begitupula Wiranto. Jangan-jangan  iklan yang ditayangkan di media swasta tersebut justru memberi keuntungan tersendiri bagi PDIP dalam hal ini Jokowi.
Sementara kita ketahui bahwa PDIP identik dengan Jokowi yang sementara ini naik daun di kancah perpolitikan. Apakah tidak ada niat tim ARB mengevaluasi iklan tersebut. Ataukah ARB bisa memilih tokoh  lainnya seperti dengan Jenderal Sudirman yang terkenal dengan pejuang dan diprediksi akan memberi dampak utamanya di kalangan militer. Dalam analisa persaingan bahwa jika kita memasuki kekuatan lawan, tunggulah kita akan kalah.
Saya menganggap Soekarno merupakan kekuatan PDIP yang ada di dalamnya Jokowi. Saya kira ARB harus melakukan perubahan iklan yang tidak memakai simbol-simbol Soekarno. Lebih baik memilih simbol Sudirman serta tokoh lainnya, seperti Agus Salim yang terkenal ketokohannya. Begitupula tokoh nasional sekaliber Ki Hadjar Dewantara yang terkenal dengan tokoh pendidikan. Menurut pendapat saya jika ARB ingin tampil beda, mereka harus mengubah iklan tersebut menampilkan tokoh-tokoh yang tidak ada hubungannya dengan lawan politiknya.
Akhir kata iklan tersebut harus dievaluasi sampai sejauh efektifitasnya. Intinya, jangan membuat suatu gebrakan  sedangkan lawan yang mendapatkan keuntungannya. (***