Tertahannya Suku BI Rate Untungkan Pelaku UKM



http://www.econedlink.org/lessons/images_lessons/847_interestrates1.gif
Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta Kamis lalu tentunya merupakan suatu harapan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang selama ini banyak terbelit dengan tingginya suku bunga.
Saya kira keputusan tersebut sangat tepat dan terkait evaluasi menyeluruh ekonomi 2013 dan prospek ekonomi tahun 2014-2015 menunjukkan kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 3,5-5,5 persen pada 2014 dan 3-5 persen pada 2015.
Apa yang dilakukan BI tidak lain untuk mengendalikan penyesuaian ekonomi Indonesia, sehingga defisit transaksi berjalan menurun ke tingkat yang lebih sehat. Kebijakan mempertahankan BI rate di level 7,5 persen kali ini adalah yang kedua kali. Pada Desember 2013 lalu Rapat Dewan Gubernur BI juga memutuskan mempertahankan BI rate 7,5 persen.
Langkah ini sangat tepat, apalagi Bank Indonesia juga akan memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta mempererat koordinasi dengan pemerintah dalam menerapkan kebijakan untuk mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Menurut saya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang masih dipertahankan pada angka 7,5 persen merupakan sinyal bahwa kebijakan untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan telah bekerja efektif.  Defisit neraca transaksi berjalan telah mengecil dan memberikan ketenangan bagi para pelaku pasar. Harapannya, tren ini konsisten dan efektif pada 2014.
Dengan demikian membaiknya defisit terlihat pula dari surplus selama Agustus, Oktober, dan November 2013. Kinerja ekspor semakin positif. Ditambah lagi pertumbuhan ekonominya mulai membaik AS awal pada 2014 semakin meyakinkan. Ekspor bisa lebih tinggi.
Olehnya itu, diperlukan untuk menghadapi tekanan eksternal agar fokus pertumbuhan dapat kembali diupayakan. Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, defisit transaksi berjalan sudah mulai menyempit menjadi 8,4 miliar dollar AS atau 3,6 persen terhadap PDB pada triwulan III 2013. Sebelumnya, angka defisit pada triwulan II 2013 adalah 10 miliar dollar AS atau 4,4 persen terhadap PDB.
Proyeksi defisit neraca transaksi berjalan 2013 ada di kisaran 3,5 hingga 3,7 persen terhadap PDB, dan pada 2014 di kisaran 2,7 sampai 3,2 persen terhadap PDB.
Lantas apa manfaat terhadap pelaku usaha. Saya melihat kebijakan tersebut dapat membantu pertumbuhan sektor riil. Dengan tertahannya BI Rate 7,5 persen akan bermanfaat ke sektor sektor riil dan bisa tetap jalan dengan baik, terutama UKM agar bisa bernafas untuk mendapatkan modal kerja dan mendorong investasi.
Saya berpendapat keputusan Bank Indonesia tepat dalam kondisi saat ini, karena apabila BI Rate kembali dinaikkan. Dampaknya dapat menahan perkembangan sektor riil dan para pelaku usaha kecil.
Saya kira dipertahankan pada angka 7,5 persen merupakan sinyal bahwa kebijakan untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan telah bekerja efektif.
Melihat kondisi perekonomian yang terus membaik saya prediksi ke depan BI masih tetap akan mempertahankan suku bunganya. Pasalnya, neraca perdagangan masih tergolong baik. Sehingga tidak ada alasan buat BI menaikkan suku bunga BI rate. Kesempatan ini harus dimanfaatkan pelaku UKM.
Namun, demikian peluang ini harus dimanfaatkan pelaku usaha bergerak sektor riil utamanya pelaku UKM. Kendala melakukan ekspansi usaha yang dialami sekarang ini harus diatasi. Salah satu langkah yang harus dilakukan yakni meningkatkan kinerjanya dengan cara mencari peluang usaha baru serta terus menggenjot usaha. Mengembangkan usaha ke arah lebih baik dengan cara melakukan ekspansi adalah solusi terbaik buat sektor riil. Yang menjadi kekhawatiran saya adalah jika kondisi perekonomian tidak menentu, maka akan berdampak terhadap kenaikan suku bunga. Artinya, munpun suku bunga relatif terjangkau UKM secepatnya melakukan ekspansi usaha.
Membuat produk UKM yang disenangi masyarakat salah satu strategi khusus yang mesti dilakukan saat seperti sekarang ini, dimana persaingan bisnis sektor UKM semakin ketat diiringi munculnya pendatang baru. Meski demikian, saya yakin pelaku UKM tetap akan tumbuh mengiringi pertumbuhan ekonomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar